Berawal dari keingintahuan Teh Ami dan A Azam tentang apa sebenarnya itu monas yang mereka lihat di majalah paud untuk diwarnai. Bu Guru hanya mengatakan bahwa monas itu monumen nasional, semacam tugu. Untuk sementara mereka tak bertanya lagi, mereka hanya dapat memandangi kembali gambar monas itu. Pada kesempatan lain mereka bertanya kembali kepada Umah dan Abah, lagi dan lagi. Tampaknya mereka belum puas.
Kemudian nenek datang dari Bandung. Nenek 'mengundang' mereka ke Bandung dengan 'iming-iming' akan diajak naik kereta lagi seperti liburan sebelumnya. Tentu saja mereka sangat tertarik. Dengan serta merta A Azam pun mengungkapkan keinginannya naik kereta lagi. Ya ya ya.... jawab Abah saat itu.
Abah lalu menyampaikan ide cemerlang untuk mengajak anak-anak naik kereta ke monas liburan mendatang. Umah sangat setuju. Teh Ami, A Azam, Kang Ghaza dan Bang Faiz pun bersukaria mendapat kabar itu. Dengan tak sabar, mereka terus bertanya kapan kita berangkat. Umah jadi kewalahan.
Suatu hari Abah pulang dengan membawa sebuah buku baru berjudul "Mengenal Kendaraan Kereta", sebagai 'bekal pengetahuan' sebelum mengalami kejadiannya, kata Abah. A Azam yang memang sudah pandai membaca sejak usia 3,5 tahun langsung 'melahapnya', begitu pula yang lain. Setiap hari, pagi siang sore hingga malam menjelang tidur buku itu tak lepas dari pegangan, tak jarang jadi rebutan. Dibuka, dilihat, diamati, dibaca, dibayangkan..... Hingga lekat dalam ingatan berbagai jenis dan nama kereta yang ada di dunia. Lalu mereka pun berharap-harap dapat merasakannya saat tiba waktunya nanti. Kereta ekspres, kereta barang, kereta layang, gerbong makan, gerbong tidur....(bersambung)
umah terusin dong ceritanya... amy
BalasHapusmabruk..mabruk.. atas launchingnya blog yg cerah ini, semoga bisa menebar manfaat untuk yang membacanya. baarakallahu fiyki...
BalasHapusjazakillah...
BalasHapusboleh kunjungi juga www.roudhohsukabumi.blogspot.com