12 April 2011

BREASTFEEDING FATHER

Menyusui, bagi para ibu bukanlah hal yang asing.  Dan tentunya para ibu pun tahu sedikit banyak tentang manfaatnya, karenanya beliau-beliau ini ‘setia’ menyusui bayi yang telah dilahirkan dengan taruhan nyawa itu. Para ibu tentu saja telah mengetahui bahwa manfaat menyusui diantaranya adalah dapat:
·         mengurangi perdarahan pasca melahirkan dan anemia,
·         mengurangi angka kematian, mengurangi kanker payudara,
·         mengurangi kanker indung telur dan kanker rahim,
·         mengurangi resiko maternal diabetes,
·         mengurangi osteoporosis, mengurangi risiko rheumatoid arthritis,
·         metode KB paling aman,
·         mengurangi resiko kelebihan berat badan alias overweight,
·         mempercepat bentuk rahim kembali ke keadaan sebelum hamil dan mempercepat kembalinya hubungan suami istri seperti sebelum hamil, dan
·         menghemat anggaran rumah tangga.

Tapi bagaimana dengan breastfeeding father? Ayah menyusui?

Ternyata, menyusui bukan hanya melulu urusan ibu.  Sebuah hasil penelitian menunjukkan besarnya pengaruh ayah terhadap keberhasilan menyusui.  Di sinilah peran ayah sangat dibutuhkan.  Dan inilah yang kemudian dikenal dengan istilah breastfeeding father.

Dan ternyata juga, konsep breastfeeding father ini telah ada dalam Alquran! Subhaanallaah… Surat Albaqarah ayat 233 berisi hal ihwal menyusui.  Selain menyebutkan bahwa menyusui sempurna adalah selama dua tahun, dan urusan menyapih haruslah atas persetujuan keduanya (ayah dan ibu), di dalamnya juga mencantumkan bahwa kewajiban ayah memberi nafkah dan pakaian dengan cara yang patut.

            Perlu diketahui, bahwa menyusui membutuhkan dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin.  Prolaktin adalah hormon yang dipengaruhi perasaan negatif, sedangkan oksitosin adalah hormon yang dipengaruhi perasaan positif, yang antara lain dikeluarkan bila bayi mengisap puting susu.

            Jadi jelaslah, breasfeeding father bukan berarti ayah yang menyusui bayi.  Tapi yang dibutuhkan dari ayah adalah membuat perasaan ibu senang lewat dukungan dan bantuannya, kecil atau besar, termasuk memberi nafkah dengan baik.  Sehingga ibu menghasilkan banyak prolaktin yang bermanfaat dalam memproduksi susu.

Sumber Bacaan: Republika Maret 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar